5 Sajak Romantis Ala WIRA NAGARA

5 Sajak Romantis Ala WIRA NAGARA


1.       Mulailah harimu dengan sarapan, agar cukup tenaga saat tertolaknya semua harapan.

Setiap kita pasti pernah memiliki mimpi paling gila. Mimpi yang kita jadikan patokan tingkah laku yang berparuh langsung di kehidupan. Akupun sama, Terutama saat remaja, aku selalu bermimpi bisa memiliki satu perumpuan paling mempesona. Dia ada disekitarku setiap hari, tetapi tak pernah bisa aku miliki. Padahal, kita pernah sedekat jemari dengan kaca jendela setiap turun hujan, seriang bunyi kamera kala datang senja. Kita pernah begitu dekat, tetapi hati kita tidak pernah terikat.

2.       Jadi, sudah sarapan? Atau masih mengharap balas pesan? Tinggalkan!! Lebih baik kau isi tenaga untuk cerita yang baru

Sebab Tuhan telah menciptakan ingatan, maka izinkan aku untuk mensyukurinya sebagai mesin waktu, menengok masa lalu, saat aku mencubit pipimu dan kemudian mukamu memerah, saat kita belum paham arti terpisah..

Hujan itu 1% cairan dan 99% kenangan.

3.       Bagiku, Ingatan adalah mesin waktu. Mengapa, mengais lupa, menemukan kita yang pernah kecewa disuatu masa..

Sebenarnya...
Petang ini menyenangkan, sama sepertimu saat menggelayut rindu memelukku, saat kita belum tersekat menjadi aku dan kamu. Petang ini juga tenang, Seperti dirimu saat masih bisa mengucap kata sayang, Saat pelukanmu belum menjadi sebuah kenang, Hanya tersedak oleh entah kenapa, sehingga aku bisa tetiba mengingatmu. Apapun itu, Aku sedang menikmati cantiknya rindu.

4.       Sakit saatmencintai kembali jauh lebih nikmat dari pada luka atas masa lalu yang masih melekat. Melangkahlah, sudah saatnya berpindah.

Bila benar hati adalah tempat tinggal terbaik bagi perasaan, mungkin kau tak akan menemuinya didalam diriku. Ia telah hancur berserakan. Puing-puingnya terlarung sepi , serupa dendam yang menyala di malamyang kehilangan cahaya, menelan purnama di sekujur tubuhnya. Sunyi dan begitu asing.

5.       Bukan Kehilangan yang kita sesali, tapi terlupakan begitu cepatlah yang kita tangisi.

Telah tumbuh di pelupuk mataku. Kesedihan ini sengaja aku jaga, agar kelak ketika anakmu merengek, kau bisa mengunjungiku sebagai sarana rekreasi. Aku rasa menertawai ketidakberdayaan lelaki yang berpindah hati adalah hiburan yang tepat untuk keluargamu.s
Previous
Next Post »